Meskipun demikian, beberapa citra buruk bangsa Indonesia, juga ada pula sisi baiknya. Adapun diantaranya para pengharum nama bangsa dan pengangkat derajat dan martabat bangsa Indonesia, yaitu atlet yang menang dalam kejuaraan Sea Games atau Olimpiade misalnya, tak lain dan bukan mereka adalah orang yang mau bekerja keras, dan itu hanya segelintir orang saja yang berkesempatan untuk mengharumkan nama bangsa.
Akan tetapi, kata Digman (1990), dalam 25 tahun terakhir, telah muncul kesepakatan bahwa secara umum, kepribadian manusia dapat digambarkan oleh lima dimensi atau faktor. Dimensi kepribadian “Big Five” mencakup : keterbukaan terhadap lingkungan sosial dan fisik (extroversion), stabilitas emosional (emotional stability), kestujuan (agreeableness), pengaturan diri (conscientiousness), dan keterbukaan terhadap pengalaman (openness experience) (Barrick dan Mount, 1991). Dapatkah manusia tampil dan berubah sesuai kepribadian yang dikehendaki? Jawabannya adalah dapat, karena semua itu bisa dipelajari, tidak kodratis, bukan kutukan yang turun dari langit. Setelah manusia mengenali dirinya, maka ia akan lebih memahami hal yang menjadi kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Serta lenih mudah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap manusia.
Penulis hanya bisa menyadarkan diri sendiri terlebih dahulu, agar mulai dari hal yang kecil tidak melakukan suatu plagiarisme. Dan penulis hanya bisa berdoa, semoga siapapun yang melakukan tindakan kriminal dengan menjiplak hasil karya orang lain, segera diberi kesadaran untuk tidak melakukannnya lagi.
REFERENSI :
- Juwita, Ratna, Revolusi Teknologi, Digitalisasi Kehidupan, http://www.waena.org/index.php diakses pada tanggal 24 Januari 2012.
- Uty, 2008, Implementasi Teknik Watermarking Digital pada Domain DCT untuk Citra Berwarna, http://one.indoskripsi.com diakses pada tanggal 4 Desember 2011.
- http://www.stikku.ac.id/deklarasi-4-pilar-kebangsaan-dan-anti-plagiat/anti-plagiat/ diakses pada tanggal 9 Februari 2012
There are no comments yet.