By ArifaGora on 22nd September

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyibukkan diri dengan orang-orang itu bukan demi kepentingan pribadinya, tapi demi kepentingan pengembangan Islam dan kepentingan kaum muslimin juga. Kalau  mereka masuk Islam maka diharapkan semua rintangan yang membentang di hadapan para dai dan dakwah Islam bisa disingkirkan. Ibnu Ummi Maktum mengulang-ngulang harapannya itu sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam makin kesal dan gusar karena ia telah mengganggu pembicaraannya dengan para tamunya itu. Rasa benci nampak diwajahnya dengan mengerutkan mukanya dan juga memalingkan pandangannya. Disini, Allah berfirman dengan jelas dan tegas, dan mencela sikap Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam seorang yang memiliki akhlak yang luhur. Firman-Nya,

Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu memberi manfa’at kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. (Q.,. ‘Abasa: 1-6)

Sejak itulah, kata ats-Tsauri, kalau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melihat Ibnu Ummi Maktum datang, beliau menggelar baju luarnya seraya bersabda, “Selamat datang sahabat, yang kau dicela Tuhanku karenannya! Apa kau memerlukan sesuatu?”

Renungan

Kami ucapkan selamat kepadamu, sahabat Rasulullah, atas darmabaktimu terhadap agama Islam dan  kaum muslimin, dan dengan ganjaransurga Tuhanmu yang kau raih.

There are no comments yet.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *